
Langit, fotografer, pecinta perjalanan, “pencari” senja. Awalnya ia 
lari atas kekecewaannya terhadap masa lalunya yang lebih memilih 
mengabadikan momen anak yang terluka di suatu daerah konflik daripada 
menolongnya. Pelarian yang justru mengajarkannya banyak. Ia mengadakan 
pameran foto bertema langit senja di sebuah kapal.
Di kapal itu ia terlibat perdebatan menyebalkan yang mengusik lagi 
idealismenya. Perdebatan dengan penulis dan pembuat sketsa yang cantik 
tapi kepala batu, Keumala. Keumala menuduh Langit tak lebih sebagai 
robot pengeksploitasi perasaan, yang rela mendapatkan momen-momen bagus 
tanpa meminta izin pada subjek foto. Perdebatan ini justru membuat 
mereka semakin dekat dan saling memahami. Di kapal juga, mereka 
berkenalan dengan anak perempuan usil yang cerdas sekaligus optimis 
menunggu ibu yang belum juga ditemukan pasca tsunami Aceh.
Mereka juga belajar tentang kearifan hidup lewat hikayat-hikayat yang
 disenandungkan bapak Inong. Keakraban mereka terus terjalin, hingga 
Keumala pun mengajak Langit untuk tak sekedar berlayar di kapal tapi 
melanjutkan perjalanan ke Sabang, melanjutkan pencarian tentang senja 
terindah di nol kilometer Indonesia.
Di Sabang, Keumala justru dibenturkan lagi oleh pertanyaan-pertanyaan
 tentang cinta. Setelah ia mengetahui ia justru divonis menderita 
retinitis pigmentosa, sebuah penyakit menurun yang bisa berujung pada 
kebutaan.
Cari Di Sini
Keumala
Posted by
Unknown
Wednesday, December 5, 2012
Asia dan Manca
(201)
Film 2014
(142)
Indonesia
(138)
Film 2015
(100)
Film 2013
(86)
Anime
(85)
Bollywood
(79)
Di Bro Paiton
(65)
Episode
(54)
Film Korea
(22)
Film Spesial
(12)
Komedi
(4)
Film CAM
(1)
 

