Pertemuan pertama John Carter dengan
masyarakat asli planet Mars terjadi ketika ia bertemu dengan pimpinan
suku alien Tharks, Tars Tarkas (Willem Dafoe), yang kemudian membawa
John Carter ke kumpulan koloninya dan menganggapnya sebagai salah satu
binatang peliharaan. Namun, tidak membutuhkan waktu lama bagi John
Carter untuk terlibat dalam sebuah peperangan yang sedang berlangsung di
planet merah tersebut: peperangan yang terjadi antara penduduk dari
kota Zodanga dan kota Helium. Perang tersebut sebenarnya dapat saja
diakhiri jika puteri dari kota Helium, Dejah Thoris (Lynn Collins), mau
menikahi pangeran dari kota Zodanga, Sab Than (Dominic West). Tentu
saja, sikap dan kecurigaan Dejah Thoris bahwa pernikahan dengan Sab Than
hanyalah sebuah kedok untuk menundukkan Helium membuat sang puteri
menolak diadakannya pernikahan tersebut. Jelas, John Carter kemudian
menjadi faktor pelengkap tersendiri yang menentukan bagaimana perang
antara Zodanga dan Helium tersebut akan berakhir.
Mereka yang mengharapkan John Carter
akan memiliki kedalaman cerita dan emosional seperti layaknya film-film
yang pernah ditangani oleh Andrew Stanton sepertinya akan merasa kecewa
dengan naskah cerita yang direpresentasikan oleh John Carter. Tidak hanya terkesan dangkal dari segi penggalian cerita dan dialog yang dihantarkan, John Carter
juga mengandung terlalu banyak plot cerita yang ingin diajukan dan
sayangnya gagal untuk dikembangkan untuk dapat tampil lugas dan menarik.
Setelah dibuka dengan adegan aksi yang cukup memukau, dan diikuti
dengan sederetan adegan perkenalan terhadap karakter John Carter yang
bernuansa komedi, John Carter kemudian berjalan ke banyak arah
dengan fokus yang tidak menentu. Bahkan, begitu kurang fokusnya jalan
cerita awal yang dihadirkan pada John Carter, penonton
kemungkinan besar masih akan menemukan diri mereka merasa kebingungan
mengenai apa yang sebenarnya hendak disampaikan bahkan setelah 90 menit
film ini berjalan.
Kelemahan terbesar kedua dari John Carter
adalah jumlah karakternya yang dihadirkan dalam jumlah yang cukup
banyak, namun gagal untuk mendapatkan penggalian karakter yang mendalam.
Karakter-karakter seperti Sola (Samantha Morton), Sab Than (Dominic
West), Matai Shang (Mark Strong) dan beberapa karakter lainnya muncul di
dalam jalan cerita tanpa pernah mendapatkan motivasi dari keberadaan
maupun peran esensial mereka di dalam jalan cerita. Bahkan
karakter-karakter utama seperti John Carter dan Dejah Thoris juga kadang
ditampilkan terlalu datar, yang membuat sebagian penonton akan sulit
untuk merasakan koneksi emosional terhadap apa yang dijalani oleh para
karakter ini di dalam jalan cerita John Carter.
Berbanding terbalik dengan divisi penulisan cerita, tampilan visual John Carter
adalah sebuah keunggulan maksimal dari film ini. Di sepanjang 132 menit
film ini berjalan, Andrew Stanton berhasil merangkai deretan gambar
dengan pewarnaan yang lembut – tidak pernah terlalu terang maupun
sebaliknya – yang memperkuat sinematografi indah karya Daniel Mindel.
Keunggulan visual John Carter juga terasa semakin kuat seiring
dengan berjalannya durasi cerita dan meningkatnya intensitas konflik
yang muncul di dalamnya. Harus diakui, setelah berjalan dengan tempo
yang lumayan sederhana semenjak film ini dimulai, momen-momen emas John Carter secara perlahan mulai muncul dan tampil memuaskan selepas dari bagian pertengahan film ini.
Melirik departemen akting film, John Carter
diisi dengan deretan aktor dan aktris yang mampu menampilkan penampilan
akting terbaik mereka untuk menghidupkan peran masing-masing. Taylor
Kitsch dan Lynn Collins yang berada di garda terdepan departemen akting
juga berhasil menghasilkan chemistry yang sangat meyakinkan
satu sama lain dan semakin kuat dengan dukungan akting dari Dominic
West, Mark Strong, James Purefoy serta talenta nama-nama seperti
Samantha Morton, Willem Dafoe dan Thomas Hade Church. Permasalahan dalam
departemen akting John Carter, sayangnya, muncul dari
kurangnya kharisma Kitsch sebagai bintang utama dari petualangan ini.
Kitsch memang belum memiliki aura kharisma kepemimpinan yang besar yang
dapat membuat setiap kehadirannya terasa begitu bermakna. Kekurangan
itulah yang kadang membuat karakter John Carter kurang begitu mampu
untuk tampil manarik.