Sinopsis Film Putih Abu-Abu dan Sepatu Kets
Film Indonesia terbaru garapan Nayato ini bercerita tentang kisah persahabatan tiga remaja yang duduk di kelas 1 SMA. Dikisahkan Kemala (Michaela Putri) seorang remaja tomboy, Flory (Filda Elishandi) gadis pendiam yang memiliki teman dekat Dion (Stefan Wiliam). Icha (Rana Audi Marissa) adalah gadis lugu sekaligus fans fanatik dari artis Raffi Ahmad.Seperti kebanyakan ABG, mereka mulai mencari tahu tentang cinta dan seks. Perbincangan mengenai seks dan laki-laki merupakan topik paling menarik yang mereka bahas.
Di sekolah, remaja-remaja ini memiliki musuh bebuyutan bernama Dea (yang diperankan oleh Arumi Bachsin). Dea adalah gadis arogan yang merasa paling cantik di sekolah.
Konflik khas film remaja ditampilkan dalam film ini, dimana trio Kemala, Flory dan Icha mencari keributan dengan Dea. Puncak perseteruan terjadi antara Dea dan Kemala, dimana pacar Dea (Adit yang diperankan Adipati) diam-diam naksir Kemala. Gayung bersambut, dimana Kemala yang baru berpacaran dengan Fakhry (Rendy Y Septino) juga menaruh hati kepada Adit. Ketika tahu Kemala mulai dekat dengan Adit, Dea dan Kemala akhirnya berkelahi dan harus masuk ruang kepala sekolah.
Dea mencintai Adit, dan berani berbuat diluar batas bersama Adit. Disinilah pada suatu hari, Adit berniat merekam adegan mesra dengan Dea dalam sebuah video.
Video mesum tersebut ternyata beredar luas di sekolah. Dea merasa dipermalukan dan harus berhadapan dengan keluarganya. Dea merasa stress dan akhirnya memutuskan untuk terjun dari gedung atas sekolah. Namun usaha bunuh diri tersebut berhasil digagalkan oleh Trio musuh Dea.
Mereka akhirnya menjadi sahabat. Sebagai bentuk solidaritas wanita, Kemala pergi mencari Adit untuk memberi pelajaran. Pada akhirnya, Adit meminta maaf kepada Dea, namun video seks yang telah beredar tidak mudah lenyap begitu saja.
Pemain di film yang tayang perdana di bioskop 29 Oktober 2009 ini berisi banyak pemain muda debutan. Namun meski demikian, mereka mampu mengikuti arahan sutradara dan berhasil menggabungkan drama dan komedi secara natural.
Sebenarnya dalam segi tema, tidak ada yang baru. Film ini mengingatkan kita akan film Virgin, yang memfokuskan pada persahabatan dan topik tentang seks.
Pesan moral yang bisa dipetik, film ini ingin menggambarkan bahwa pergaulan bebas dan kenakalan remaja menjadi penyakit akut di kalangan remaja. Indikatornya bisa kita lihat dari beberapa survei tentang virginitas remaja putri di beberapa daerah dengan jumlah prosentase yang mencengangkan. Belum lagi ditambah dengan masalah narkoba, tawuran antar pelajar dan lain-lain.
Akar masalah yang dialami para tokoh di film ini hampir sama, perceraian orang tua. Kemala, Dea, Flory dan Icha hidup sebagai anak yang broken home.
Meski bukan faktor mutlak, peran orang tua sangat penting terhadap perkembangan anak, khususnya ketika menjelang dewasa.
